Powered By Blogger

Jumat, 25 Mei 2012

efek diuretik pada mencit

TUJUAN Mengetahui efek diuretik pada hewan uji mencit menggunakan furosemid
 TINJAUAN PUSTAKA
 1. Pengertian diuretik
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian: 1. menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi. 2. menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan edema, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra sel kembali menjadi normal. Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara mendeplesikan simpanan natrium tubuh. Awalnya, diuretik menurunkan tekanan darah dengan menurunkan volume darah dan curah jantung, tahanan vaskuler perifer. Penurunan tekanan darah dapat terlihat dengan terjadinya diuresis. Diuresis menyebabkan penurunan volume plasma dan stroke volume yang akan menurunkan curah jantung dan akhirnya menurunkan tekanan darah. 2. Mekanisme kerja diuretic Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretik : 1. tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yangbekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium sedikit, akanmemberi efek yang lebih kecil bila dibandingkan dengan diuretik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium banyak. 2. status fisiologi dari organ. Misalnya dekompensasijantung, sirosis hati, gagal ginjal. Dalam keadaan ini akanmemberikan respon yang berbeda terhadap diuretik. 3. interaksi antara obat dengan reseptor. Diuretik dapat dibagi menjadi 6 golongan yaitu : 1. Diuretik osmotik Tempat Dan Cara Kerja : Tubuli Proksimal penghambatan reabsorbsi natrium dan air melalui daya osmotiknya Ansa Henle penghambatan reasorbsi natrium dan air oleh karena hiperosmolaritas daerah medula menurun. Duktus Koligentes penghambatan reasorbsi natrium dan air akibat adanya papilarry washout, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain. diuretik osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oleh ginjal. Contoh dari diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin dan isosorbid. 2. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase Tempat Dan Cara Kerja : Diuretik ini bekerja pada tubuli Proksimal dengan cara menghambat reabsorbsi bikarbonat. Yang termasuk golongan diuretik ini adalah asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid. 3. Diuretik golongan tiazid Tempat Dan Cara Kerja : Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium klorida. Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ; klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid. 4. Diuretik hemat kalium Tempat Dan Cara Kerja Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus koligentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorbsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif (sipironolakton) atau secara langsung (triamteren dan amilorida). Yang tergolong dalam kelompok ini adalah: antagonis aldosteron. triamterenc. amilorid. 5. Diuretik kuat Tempat Dan Cara Kerja Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat transport elektrolit natrium, kalium, dan klorida. Yang termasuk diuretik kuat adalah ; asam etakrinat, furosemid dan bumetamid. 6. Xantin Xantin ternyata juga mempunyai efek diuresis. Efek stimulansianya pada fungsi jantung, menimbulkan dugaan bahwa diuresis sebagian disebabkan oleh meningkatnya aliran darah ginjal dan laju filtrasi glumerolus. Namun semua derivat xantin ini rupanya juga berefek langsung pada tubuli ginjal, yaitu menyebabkan peningkatan ekskresi Na+ dan Cl- tanpa disertai perubahan yang nyata pada perubahan urin. Efek diuresis ini hanya sedikit dipengaruhi oleh keseimbangan asam-basa, tetapi mengalami potensiasi bila diberikan bersama penghambat karbonik anhidrase. Diantara kelompok xantin, theofilin memperlihatkan efek diuresis yang paling kuat. 4. Penggunaan klinik diuretik. Diuretik golongan Tiazid, merupakan pilihan utama step 1, pada sebagian besar penderita. Diuretik golongan tiazid, :  Digunakan pada payah jantung kronik kongestif, bila fungsi ginjal normal  digunakan pada penderita batu ginjal  disertai dengan diet rendah garam digunakan pada penderita diabetes insipid. Diuretik kuat biasanya (furosemid) :  terutama bermanfaat pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.  udem paru akut.  digunakan bila terdapat gangguan fungsi ginjal atau bila diperlukan efek diuretik yang segera.  diberikan bersama infus NaCl hipertonis pada penderita hiperklasemia Diuretik osmotik :  pada penderita udem otak  Diuretik osmotik atau asetazolamid digunakan prabedah pada penderita acute angle closure glaucoma. Diuretik hemat kalium, digunakan bersama tiazid atau diuretik kuat, bila ada bahaya hipokalemia. Biasanya digunakan diuretik golongan tiazid atau diuretik kuat bersama dengan spironolakton untuk penderita sindrom nefrotik. 5. Farmakokinetik Farmakokinetik adalah aspek farmakologi yang mencakup nasib obat dalam tubuh, yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. Proses sejak obat diberikan sampai timbulnya efek terapeutik disebut proses farmakokinetik. FUROSEMIDE Furosemide ( Lasix®, uresix®, impugan® ) Indikasi: edema pada jantung, hipertensi Kontra indikasi: gangguan ginjal dan hati yang berat. Bentuk sediaan obat: tablet, injeksi, infuse. Furosemide atau asam 4-kloro-N-furfuril-5-sulfamoil antranilat masih tergolong derivate sulfonamide. Obat ini merupakan salah satu obat standar untuk pengobatan gagal jantung dan edema paru. Farmakokinetik : Furosemide termasuk golongan diuretik kuat yang mudah diserap melalui saluran cerna, dengan derajat yang agak berbeda-beda. Bioavailabilitas furosemid 65% sedangkan bumetenid hampir 100%. Obat golongan ini terikat pada protein plasma secara ekstensif, sehingga tidak difiltrasi di glomerolus tetapi cepat sekali di sekresi melalui sistem transport asam organik di tubuli proksimal. EFEK SAMPING Gangguan cairan dan elektrolit. Sebagian efek samping berkaitan dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, antara lain hipotensi, hiponatremia, hipokalemia, hipokalsemia, dan hipomagnesemia. Ototoksisitas : Asam atakrinat dapat menyebabkan ketulian sementara maupun menetap, dan hal ini merupakan efek samping yang serius. Pemerian: Serbuk hablur;putih atau hampir putih; tidak berbau; hamper tidak berasa Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air dan dalam kloroform P, larut dalam 75 bagian etanol(95%) P dan dalam 850 bagian eter P; larut dalam alkali hidroksida. 6. CARA PEMBERIAN 1. peroral Sebagian besar obat diberikan melalui mulut dan ditelan. Beberapa obat (misalnya: alkohol dan aspirin) dapat diserap dengan cepat dari lambung, tetapi kebanyakan obat diabsorbsi sebagian besar melalui usus halus. Absorbsi obat melalui usus halus, pengukuran yang dilakukan terhadap absorbsi obat baik secara in vivo maupun secara in vitro, menunjukan bahwa mekanisme dasar absorbsi obat melalui usus halus ini adalah secara transfer pasif dimana kecepatan obat ditentukan oleh derajat ionisasi obat dan lipid solubilitas dari molekul obat tersebut. Pemberian obat peroral merupakan pemberian obat paling umum dilakukan karena relatif mudah dan praktis serta murah. Kerugiannya ialah banyak faktor dapat mempengaruhi bioavailabilitasnya (faktor obat, faktor penderita, interaksi dalam absorbsi di saluran cerna). Selain itu, efek yang timbul dari pemberian obat ini relatif lambat, tidak efektif jika pengguna sering muntah-muntah, diare, tidak sabar, tidak kooperatif, kurang disukai jika obat berasa pahit. 1. Intraperitoneal (i.p) Disuntikkan langsung ke dalam rongga perut. Penyerapan cepat karena rongga peritoneum mempunyai permukaan absorbsi yang sangat luas sehingga obat dapat masuk ke sirkulasi sistemik secara cepat. Cara ini banyak digunakan di laboratorium pada hewan uji, tetapi tidak digunakan pada manusia karena bisa berbahaya. 7. PEMBAHASAN 1. Perhitungan dosis Dosis furosemide 80 mg dalam 25 ml Perhitungan dosis Furosemid: Dosis untuk manusia : 80 mg Dosis untuk mencit : 80 mg X 0.0026 = 0.208mg/20g BB BBM = 30 g = 30 g/20 g X 0.208mg = 0.312 mg Volume penyuntikan = 0.312 mg/80 mg X 25 ml = 0.098 ml Volume pengambilan = 0.098 ml/0.01 ml = 9,8 ̴ 10 skala Air hangat yang digunakan : 1ml/25 gBB = 30 g/25g X 1ml = 1.2 ml Volume pengambilan : 1.2ml/0.01 ml =120 skala (2x pemberian) 2. Alat dan bahan 1. Timbangan hewan 2. Spiut injeksi 3. Stopwatch 4. Gelas ukur 5. Corong 6. Kandang pengamatan uji diuretik 7. Sonde oral/kanulla 8. Furosemid 80 mg dalam 25 ml 9. Air hangat 1ml/25 g BB 3. Cara kerja 1. Timbang mencit 2. Hitung dosis furosemid dan air hangat yang akan diberikan 3. Mencit diberikan air hangat secara oral 4. Kemudian mencit disuntikkan i.p Furosemid atau lasix dengan dosis 80 mg 5. Masukkan mencit kedalam kandang pengamatan diuretic 6. Catat jumlah urin kumulatif setiap 30 menit selama 2 jam. Pembahasan : Pratikum kali ini dilakukan uji diuretik. Diuretik berfungsi sebagai obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Dengan kata lain adalah berfungsi membuat pruduksi urine meningkat. Hal ini dilakukan dengan maksud mencuci atau membilas ginjal dari dari zat-zat berbahaya. Pada pratikum kali ini kami menggunakan mencit jantan sebagai hewan percobaan. Pada uji diuretik ini kami menggunakan obat furosemid injeksi dengan dosis 80 mg dalam 25 ml, obat disuntikkan secara intraperitonial . sebelumnya, mencit tersebut diberikan air hangat secara oral. Setelah disuntikkan, mencit langsung dimasukkan kedalam wadah uji diuretik. Mencit nomor enam dengan BB 50 g mulai berkemih pada menit ke 30 ( setengah jam setelah penyuntikan obat) dengan volume urin 0,5 ml, kemudian pada 30 menit kedua mulai berkemih lagi dengan volume 0,5 ml, namun pada menit salanjutnya mencit tidak lagi berkemih, begitu pula pada mencit nomor tujuh dengan BB 40 g, mencit ini hanya berkemih pada menit pertama dan kedua, masing-masing dengan volume 1ml dan 0,5 ml. Mencit nomor delapan dengan BB 30 g mulai berkemih 25 menit setelah penyuntikan obat, namun sama seperti mencit nomor enam dan tujuh, mencit ini hanya berkemih pada menit pertama dan kedua, masing-masing dengan volume 1 ml dan 0,2 ml . sementara mencit nomor Sembilan, dengan BB 40 g, mulai berkemih 20 menit setelah penyuntikan obat. Berbeda dengan mencit nomor enam, tujuh dan delapan, mencit nomor Sembilan berkemih sebanyak tiga kali, yaitu 20 menit pertama dengan volume 0,9 ml, beberapa menit kemudian mulai berkemih lagi dengan volume 0,3 ml, kemudian selang beberapa menit mulai berkemih lagi dengan volume 0,5 ml. Sementara mencit nomor sepuluh, sebagai control diberikan air hangat secara oral, sehingga mencit tersebut tidak berkemih. Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa mencit nomor sembilan lebih banyak mengeluarkan urin daripada mencit lainnya. Tetapi berdasarkan jumlah konsentrasi dosis obat seharusnya mencit nomor enam lebih banyak mengeluarkan urin, karena konsentrasi dosis obat untuk mencit nomor enam lebih tinggi. Dosis yang lebih besar berpengaruh terhadap kerja obat didalam tubuh. Selain itu berat badan juga mempengaruhi volume urin yang dikeluarkan. Namun disamping itu yang sangat mempengaruhi adalah jenis kelamin mencit itu sendiri. Mencit jantan lebih banyak mengeluarkan urin dibanding mencit betina . oleh karena itu kami menggunakan mencit jantan sebagai hewan percobaan. Namun hanya kelompok 9 saja yang menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Sementara kelompok 6,7,8 menggunakan mencit betina. Sementara kelompok 10, menggunakan mencit betina namun hanya sebagai control diberikan air hangat secara oral, sehingga tidak menimbulkan efek. Selain itu, tidakefektifnya prosedur kerja yang dilakukan dapat juga mempengaruhi jumlah urin yang dikeluarkan. Missal pada saat penyuntikan, obat hanya masuk setengah dari dosis yang ditentukan, sehingga obat kurang efektif bekerja didalam tubuh mencit tersebut, sehingga sedikit mengeluarkan urin. Obat furosemid sebenarnya mulai menunjukkan efek pada menit ke 72, tetapi pengamatan yang di lakukan hanya sampai pada menit ke 60. Namun 30 menit setelah penyuntikan mencit mulai mengeluarkan urin, hal ini mungkin disebabkan karena efek dari stressnya mencit karena penyuntikkan yang sebelumnya di lakukan. Ini bisa dilihat dari tingkah laku mencit yang hanya diam di sudut kandang sambil menahan sakit akibat penyuntikan.
 DAFTAR PUSTAKA
 1. Anonymous. 2007. Farmakologi dan terapi edisi 5. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2. Anonymous. 1979. Farmakope Indonesia edisi 3. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
3. G.katzung,B.1989.farmakologi dasar dan klinik edisi 3. Jakarta : EGC 4. Mutschler, Ernst. 1991. Dinamika obat edisi 5. Bandung : ITB

Jumat, 04 Mei 2012

terimakasih untukmu cinta

sudah terlalu lama hati ini sepi sendiri tanpa belaian kasih tanpa manjanya cinta hadirmu... berikan cerah di pudarnya hatiku berikan indah di berkaratnya sukmaku berikan langkah di diamnya waktuku bagai nafas yang tak berenti berembus bagai jantung yang tak berenti berdetak bagai darah yang tak berenti mengalir bagai nadi yang tak berenti berdenyut bahagia dan tak berenti bahagia karena hadirmu di dalam sangkar jiwa terima kasih untukmu cinta telah berikanku senyum dan tawa teruslah hadir dan terus ada membelaiku untuk mesrakan rasa ku berjanji demi cinta ini demi semua yang telah kau beri cinta ini tak kan pernah ku khianati sampai nanti, sampai waktu akan berenti..

jangan usai sampai usai

aku telah mampu masuk ke hatimu merasakan indahnya cinta dari sukmamu dan izinkan aku untuk selalu memahat namaku di dinding kalbumu dan kau pun telah mampu masuk ke dalam relung hatiku membelai manja rasaku menetaplah selalu karena ku nyaman denganmu dirimu ingin selalu ada di ceritaku cerita yang kan jadi nyataku bukan jadi bingkaian kenangan dan hentikan cerita indah ini tak ingin ada kegagalan lagi seperti yang pernah aku alami berharapdi atas cintamu menjadi t4 trakhir berlabuhnya cintaku telah banyak kuuntai kata sampai aku bingung tuk berbicara dan semua untaian hampr sama harapan kita agar bersama aku ingin akhir masaku bersama orang yang aku cinta yang sling sama sama suka dan bukan karena terpaksa aku dan kata kata indahku ini akan selalu ada untukmu dan bila tak kau keberatan biarkan aku dan coretanku ini untuk hadir di setiap engkau membuka mata sebagai penghadir senyum dan tawa dan membuat hari harimu lebih berwarna kasih, biarkan aku bersamamu tanpa ada kata usai biarkan kisah kita ini lama sampai dunia ini akan usai..